sejarah cosplay
Sejak
paruh kedua tahun 1960-an, penggemar cerita dan film fiksi ilmiah di
Amerika Serikat sering mengadakan konfeksi fiksi ilmiah. Peserta
konvensi mengenakan kostum seperti yang yang dikenakan tokoh-tokoh film
fiksi ilmiah seperti Star Trek. Budaya Amerika Serikat sejak dulu
mengenal bentuk-bentuk pesta topeng (masquerade) seperti dalam perayaan
Halloween dan Paskah.
Tradisi
penyelenggaraan konvensi fiksi ilmiah sampai ke Jepang pada dekade
1970-an dalam bentuk acara peragaan kostum (costume show).[2] Di Jepang,
peragaan “cosplay” pertama kali dilangsungkan tahun 1978 di Ashinoko,
Prefektur Kanagawa dalam bentuk pesta topeng konvensi fiksi ilmiah Nihon
SF Taikai ke-17. Kritikus fiksi ilmiah Mari Kotani menghadiri konvensi
dengan mengenakan kostum seperti tokoh dalam gambar sampul cerita A
Fighting Man of Mars karya Edgar Rice Burroughs. Tidak hanya Mari Kotani
menghadiri Nihon SF Taikai sambil ber-cosplay. Direktur perusahaan
animasi Gainax, Yasuhiro Takeda memakai kostum tokoh Star Wars 2.
Pada
waktu itu, peserta konvensi menyangka Mari Kotani mengenakan kostum
tokoh manga Triton of the Sea karya Osamu Tezuka. Kotani sendiri tidak
berusaha keras membantahnya, sehingga media massa sering menulis kostum
Triton of the Sea sebagai kostum cosplay pertama yang dikenakan di
Jepang. Selanjutnya, kontes cosplay dijadikan acara tetap sejak Nihon SF
Taikai ke-19 tahun 1980. Peserta mengenakan kostum Superman, Atom Boy,
serta tokoh dalam Toki o Kakeru Shoujo dan film Virus.[3] Selain di
Comic Market, acara cosplay menjadi semakin sering diadakan dalam acara
pameran d?jinshi dan pertemuan penggemar fiksi ilmiah di Jepang.
Majalah anime di Jepang sedikit demi sedikit mulai memuat berita tentang
acara cosplay di pameran dan penjualan terbitan doujinshi. Liputan
besar-besaran pertama kali dilakukan majalah Fanroad edisi perdana bulan
Agustus 1980. Edisi tersebut memuat berita khusus tentang munculnya
kelompok anak muda yang disebut “Tominoko-zoku” ber-cosplay di kawasan
Harajuku dengan mengenakan kostum baju bergerak Gundam. Kelompok
“Tominoko-zoku” dikabarkan muncul sebagai tandingan bagi Takenoko-zoku
(kelompok anak muda berpakaian aneh yang waktu itu meramaikan kawasan
Harajuku). Istilah “Tominoko-zoku” diambil dari nama sutradara film
animasi Gundam, Yoshiyuki Tomino, dan sekaligus merupakan parodi dari
istilah Takenoko-zoku. Foto peserta cosplay yang menari-nari sambil
mengenakan kostum robot Gundam juga ikut dimuat. Walaupun sebenarnya
artikel tentang Tominoko-zoku hanya dimaksudkan untuk mencari sensasi,
artikel tersebut berhasil menjadikan “cosplay” sebagai istilah umum di
kalangan penggemar anime.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar